Selasa, 05 Mei 2015

Kondisi Sosial Masyarakat



Kondisi Sosial Masyarakat di Sekitar Tempat Tinggal
         
          Belitung adalah sebuah pulau yang lebih terkenal dengan istilah Negeri Laskar Pelangi. Istilah tersebut berasal dari sebuah novel yang berjudul "Laskar Pelangi" ditulis oleh Andrea Hirata yang kemudian menjadi sebuah film yang membuat pulau kecil ini menjadi lebih dikenal masyarakat luar. Belitung memiliki banyak pantai yang indah dan sekarang menjadi tempat kunjungan favorit para wisatawan jika pergi ke Belitung.
          Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi sosial budaya masyarakat di Belitung, tepatnya di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung.
  • Pertama-tama akan dibahas mengenai kultur bahasa yang digunakan. Umumnya masyarakat Desa Batu Penyu menggunakan bahasa Melayu. Namun, terdapat perbedaan nada bahasa yang digunakan dari satu kampung dengan perkampungan yang lain.
  • Rata-rata penggunaan teknologinya pun sudah maju seperti yang ada di kota-kota lain. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang telah menggunakan telepon seluler dan memiliki alat kendaraan sendiri,seperti sepeda motor dan mobil pribadi.
  • Mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat yang beragama kristen dan Budha lebih sedikit dibandingkan dengan yang beragama Islam. Beberapa aktifitas yang biasanya sering diadakan yaitu, upacara adat setiap satu tahun sekali. Dalam upacara adat yang biasa di sebut "Maras Taun" ini, selalu tersedia makanan yang dibuat dari beras ketan yang di sebut Lepat. Selain itu juga ada, Selamatan Laut yang juga diadakan setiap satu tahun sekali di laut "Gusong Cine" sebagai tanda syukur masyarakat, atas rezeki yang telah diberikan berupa tangkapan hasil laut yang setiap harinya di dapat oleh para nelayan. Setelah upacara adat ini diadakan, para nelayan tidak boleh melaut selama tiga hari. Selain itu, biasanya juga sering diadakan pengajian rutin selama satu minggu sekali di beberapa masjid, serta ketika salah seorang warga ada yang meninggal dunia akan diadakan pembacaan ayat suci al-quran sampai tujuh hari terhitung dari kapan meninggalnya warga tersebut.Sebenarnya, hal tersebut bukanlah suatu kewajiban namun, ini sudah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat Desa Batu Penyu. Biasanya masyarakat di sekitar rumah akan di undang untuk pembacaan al-quran secara bersama-sama, atau pembacaan al-quran hanya di lakukan oleh para anggota keluarga saja.
  • Rata-rata para penduduk desa sekarang sudah mulai menyekolahkan anak-anaknya hingga selesai Sekolah Menengah Atas, meskipun masih ada beberapa yang putus sekolah. Sebagian besar hal tersebut dikarenakan oleh minimnya biaya orang tua untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Namun, ada juga faktor lain yaitu anak-anaknya lah yang memang tidak ingin melanjutkan sekolahnya, dan beberapa anak ada yang terlibat kasus pergaulan bebas.
  • Sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh timah, sebagaimana banyak di temukannya lokasi penambangan di beberapa kawasan hutan. Beberapa juga ada yang menjadi nelayan, ada yang mengurus perkebunan sawit dan lada, serta beberapa sudah ada yang bekerja menjadi pegawai negeri.
  • Di Desa Batu Penyu sendiri, kesenian daerah seperti tarian Selamat Datang, tarian Sepen, serta yang lainnya masih mudah untuk ditemukan. Terdapat beberapa sanggar tari yang di bentuk, baik di sekolah maupun di luar. Salah satunya Sanggar Kembang Kundor yang terletak di Desa Batu Penyu sendiri,  yang khusus mengajarkan tari Sepen kepada anak-anak yang ingin belajar tanpa pungutan biaya. Sanggar ini dikelola oleh Bapak Hermanto bersama rekan-rekannya. Biasanya mereka tampil sebagai sambutan dalam acara pernikahan.
Berikut beberapa pertanyaan yang di ajukan para peserta dari diskusi singkat yang telah di adakan:
1.     Di Belitung sendiri terkenal dengan pantai-pantainya yang indah, seperti yang terlihat pada lokasi syuting film Laskar Pelangi yang setting tempatnya menggunakan salah satu pantai yang ada di Belitung. Apakah pantai-pantai di sana sudah diberdayakan dengan pengembangan pariwisatanya, sehingga telah banyak dikunjungi atau masih ada pantai yang belum diketahui oleh orang luar yang masih asli dan belum terjamah? Bagaimana pemberdayaan yang efektif untuk mengembangkan pantai-pantai tersebut dalam aspek kepariwisataan?
2.     Sebagian besar masyarakat Belitung bekerja menjadi penambang timah, menurut cerita salah seorang penduduk (bukan di Desa Batu Penyu), terdapat pertambangan timah yang letaknya dekat dengan rumah warga sehingga menyebabkan kesulitan air bersih untuk mandi ataupun melakukan aktifitas lainnya yang membutuhkan air bersih. Hanya orang-orang tertentu yang bisa membuat sumur bor, sebab biayanya yang mahal. Menurut pendapat anda, bagaimana cara untuk menanggulangi masalah air bersih tersebut?
3.     Banyaknya tambang meninggalkan bekas cekungan-cekungan tanah yang di geruk dengan alat berat, yang kemudian di penuhi oleh air saat musim hujan datang. Sesuai jurusan kuliah yang anda ambil, bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
4.     Sebagaimana yang telah di paparkan bahwa tingkat pendidikan di sana masih bisa di kategorikan rendah, sebab masih sedikitnya yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Padahal, sebagaimana yang kita ketahui bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Apa upaya yang menurut anda efektif untuk mengatasi masalah tersebut? Karena bukankah kita semua tahu bahwa jika yang dipersoalkan adalah masalah ekonomi, sekarang telah banyak terdapat beasiswa yang bisa meringankan beban para orang tua.
5.     Bagaimana tingkat kesejahteraan ekonomi yang terdapat di sana, apakah sudah sejahterah semua masyarakatnya ataukah masih terdapat masyarakat yang kehidupannya bisa dikatakan jauh dari sejahtera? Menurut anda bagaimana cara yang efektif untuk mengatasi hal tersebut jika memang masih di temukan masyarakat seperti itu!

4 komentar: