Man Jadda Wa
Jada
Setiap orang pastinya mempunyai
kekurangan, sebab kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Meskipun begitu,
manusia di katakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Manusia
memiliki akal pikiran yang bisa membantunya menjalani kehidupan. Akal pikiran
membantu manusia untuk menentukan baik-buruknya sebuah pilihan. Itulah yang
membedakan manusia dengan ciptaan Allah yang lainnya.
Kekurangan yang diberikan oleh Sang
Maha Pencipta sudah sepaket dengan kelebihan yang disertakanNya. Sebagaimana
kalimat yang sering saya dengar, “ di setiap kekurangan pasti ada kelebihan ”.
Sang Pencipta yang Maha Mengetahui memberikan kekurangan kepada kita dengan
kelebihan yang akan saling melengkapi.
Adakalanya seseorang yang memiliki
kekurangan dalam hidupnya baik secara fisik maupun dalam hal ekonomi, sering
mengeluh dan merasa dirinyalah yang paling menderita di dunia ini di karenakan
kekurangan yang ada padanya. Apakah dengan mengeluhkan kekurangan yang ada bisa
membuat kehidupan menjadi lebih baik? Sama sekali tidak. Bahkan akan menjadi
semakin buruk. Padahal, jika dia mau sedikit saja membuka hati dan pikirannya
maka akan terlihat jelas betapa banyak nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta,
melebihi dari apa yang selalu di keluh-kesahkannya.
Kenapa manusia selalu merasa kurang,
padahal Allah SWT telah menyertainya pula dengan paket kelebihan? Itu di karenakan manusia terlalu sibuk untuk
melihat nikmat yang didapatkan oleh orang lain. Manusia tidak melihat nikmat
yang telah Allah berikan kepadanya. Mereka kebanyakan tidak menghargai. Tapi,
meskipun sering kali kita seperti itu, Allah tetap memberikan nikmatNya lagi
dan lagi tanpa henti.
“ Jangan pernah takut dan tunduk
kepada siapa pun dan dalam situasi apapun. Takutlah hanya kepada Allah, karena
yang membatasi kita atas dan bawah hanyalah tanah dan langit. “
Sebagian manusia
kebanyakan takut kepada manusia lain. Hal ini bisa dibuktikan betapa banyaknya
orang yang menjadi resah dengan kekurangan yang dimilikinya setelah melihat
kelebihan yang ada pada orang lain. Mereka takut dan malu apabila menjadi
rendah di mata orang lain.
Sifat
seperti itu di karenakan mereka tidak menyadari adanya dua kunci utama dalam
menjalani kehidupan yaitu ikhlas dan syukur. Ikhlas ibarat obat yang manjur,
yang merawat hati dan memperkuat raga, sedangkan dengan bersyukur hati akan
menjadi lebih lapang dan tentram dalam menjalani kehidupan. Adanya kekurangan tidak
akan menghambat cita-cita dan kesempatan untuk menyemai kebaikan, dan itu
berlaku untuk siapapun.
Ketidakpuasan
tak akan membuat kehidupan menjadi lebih baik. Ada baiknya kita mengoptimalkan
kelebihan yang ada, ingatlah “Man jadda wa jada”. Siapa yang bersungguh-sungguh,
akan berhasil. Kekurangan bukanlah musuh yang diciptakan Allah untuk kita
perangi. Cobalah untuk mulai berfikir positif bahwa apa yang di berikanNya adalah yang
terbaik untuk kita, dan itu termasuk kekurangan yang telah dipaketkanNya kepada
kita, baik itu kurang mancung, kurang uang, maupun kekurangan pada anggota
fisik kita. Banyak orang-orang yang dilahirkan dalam kondisi tidak sempurna
secara fisik. Namun, kekurangan tersebut bukanlah penghalang untuk menjadi lebih
baik.
Telah
banyak orang-orang yang menjadi contoh pendobrak dari keterbatasan yang
dimilikinya. Apa yang sebelumnya tidak mungkin, bisa menjadi mungkin. Banyak
diantaranya adalah orang-orang sukses yang berhasil menaklukkan dunia dengan
kekurangan yang dimilikinya dan begitulah man
jadda wa jada berlaku untuk orang yang bersungguh-sungguh. Allah Maha
Mengetahui dan Dia Maha Adil.
Sempurna
atau tidaknya seseorang bukanlah ukuran untuk pantas atau tidaknya dia
menjadi penghuni surga yang telah dijanjikan oleh Allah untuk umatNYa di
akhirat kelak. Mulailah berdamai dengan kekurangan yang dimiliki. Menyadari
kekurangan memang membantu kita supaya menjadi orang yang tidak sombong, akan
tetapi apabila hal tersebut yang lebih banyak dilihat, itu akan memacu kita menjadi orang yang kurang bersyukur. Lihatlah
begitu banyak nikmat yang Allah peruntukkan untuk kita,
dan kurangilah untuk membandingkannya dengan nikmat yang Allah berikan kepada
orang lain. Semua ada porsinya masing-masing, dan Allah lebih tahu yang terbaik
untuk hambanya. Boleh jadi apa yang menurut kita baik adalah hal yang
sebenarnya buruk untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar