Kamis, 04 Januari 2018

Hukum dan Konservasi Lingkungan

Hukum dan Konservasi Lingkungan
Oleh: Early Rindayani

   Di luar sana banyak orang-orang serakah yang bangga dengan kelihaiannya mengeruk kekayaan bumi. Mereka dengan pintarnya mendapat surat izin dengan berbagai cara. Mereka mengeruk bumi, terus-menerus merusak alam. Contohnya kasus kapal isap yang ada di Kepulauan Bangka Belitung. Sudah sangat jelas masyarakat menolak keberadaannya karena merusak lingkungan, tapi yah sampai saat ini masih tetap "begitu-begitu saja".
   Seperti pemikiran " Wak Yati" bahwa hukum itu sampah. Dan memang benar bahwa hukum yang ada hanya akan menjadi sampah apabila pihak-pihak yang terlibat di dalamnya bertindak tidak adil, tidak jujur, dan tidak memihak pada kebenaran. Sehingga patutlah ada lirik lagu yang menyebutkan hukum itu bisa dibeli. Dan untuk dapat membeli hukum, tentulah kita harus menjadi orang berUang. Lagi dan lagi, harta selalu menjadi teman yang disenangi.
   Bahkan media pun dapat dibeli. Sehingga kita harusnya belajar untuk tidak percaya pada satu pihak. Di TV ataupun di media sosial yang lain seringkali diberitakan sesuatu secara sepihak. Berita-berita hoax pun bermunculan. Di salah satu stasiun televisi pun kadang menyiarkan kampanye suatu partai. Bilangnya si Bapak Ini akan memajukan Negeri jadi pilih lah Bapak Ini saja. Kenapa tidak sekalian di umumkan, bahwa si Bapak juga akan membagikan kaos gratis, bahan sembako, dan menghadirkan hujan duit sehingga diharapkan para masyarakat merapat ke Lapangan A, karena si Bapak mau pidato.
   "Aku mengerti bahwa dunia tidak hanya sebesar Kampung Durian Runtuh". Dimana Upin Ipin masih bisa bermain layangan, sedangkan di Jakarta rumah-rumah yang ada harus saling berdempetan, tak ada lapangan. Bahkan, tak jarang ada keluarga yang tidak punya rumah. Hanya beratapkan kardus,beralaskan tanah. Namun, herannya, pembangunan rumah selalu ada. Sebut saja Projek Perumahan MeiMei yang bisa ditebus dengan 2 juta, kalau punya uang. Kenapa tidak diberikan gratis pada masyarakat yang tak punya rumah? Padahal merekalah yang lebih membutuhkan.
   Menjadi berUang akan membuat seseorang berkuasa. Karena Uanglah yang akan menjelma sebagai hukum. Uang yang akan membuat peraturan. Dengan Uang bumi ini bebas untuk dijajah. Alam bebas untuk di eksploitasi. Uang membuat kita lupa bahwa Ada suatu masa di antara masa-masa. Ada suatu musim di antara musim-musim. Saat ketika alam memberikan perlawanan sendiri. Saat ketika hutan, sungai, lembah, membalas sendiri para perusaknya (Tere-Liye 2011).
   Kita perlu untuk membela alam, membela hewan, membela tumbuhan, dan membela lingkungan. Sebab mereka tidak bisa mengatakan pada dunia " Hai guys, tolong dong jangan ngejar-ngejar kita terus. Bentar lagi kita mau punah, lho!". 
Sekarang silahkan renungkan sendiri, seberapa penting konservasi lingkungan dan apa yang bisa kita perbuat sekarang untuk bumi yang semakin sakit.