Di suatu hari tanpa sengaja Dina telat bangun. Hingga akhirnya dia terlambat ke sekolah. Lalu, di tengah jalan Dina berpapasan dengan tukang sayur keliling. Karna takut tidak di izinkan masuk, Dina pun meminta tolong ke bapak tukang sayur untuk bisa masuk sekolah. Alhasil, Dina masuk ke dalam gerobak sayuran dan berhasil melewati gerbang dengan selamat. Setelah berterima kasih ke Pak tukang sayur, Dina langsung berlari masuk ke kelas nya.
Lalu, suatu hari yg lain Dudun juga telat. Tapi dia masuk dengan meloncat pagar, hingga dia pun di hukum utk berjemur di tengah lapangan.
Dan suatu hari yg lain, Andi pun kesiangan, tapi dia bohong dan bilang sakit, lalu membolos.
Dan suatu hari yg lain, seterusnya dan seterusnya...
Dan suatu hari yg lain, Andi pun kesiangan, tapi dia bohong dan bilang sakit, lalu membolos.
Dan suatu hari yg lain, seterusnya dan seterusnya...
" selalu ada suatu hari untuk tiap orang. Hari dimana orang-orang malas lalu telat, hari dimana orang-orang tidak malas tapi tetap telat.
Akan selalu ada suatu hari
Hari dimana orang menyesali masa yg telah lalu
Atau mensyukuri waktu yg telah berputar
Pasti akan tiba suatu hari
Hari dimana stres berat melanda
Sehingga dunia terasa sempit
Badanpun langsung sakit
Lantas jalan mana yg akan dipilih
Tetap menghadapi masalah dengan cara Dina atau cara Dundun?
Ataukah lebih memilih lari dan menyalahkan ke adaan?
Pilihan itu ditentukan
Bukan utk menyalahkan si A atau B
Yg harus di evaluasi adalah diri sendiri
Mau tetap melangkah dan bahagia
Dengan cara yg seperti apa
Entah dengan menimbun harta?
Ataukah dengan bersedekah?
Entah mengumpati jalan yang macet?
Atau tetap bersyukur dengan kesehatan yg tetap tinggal?
Manakah yg akan dipilih?
Silihkan berfikir utk akhir kehidupan