Selasa, 06 Oktober 2015

Cerite bari' dalam Cerita Rakyat (Asal Usul BELITONG)

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang raja yang memerintah di sebuah kerajaan yang terletak di Pulau Bali. Raja tersebut memerintah dengan adil dan bijaksana, sehingga sangat di segani dan di cintai oleh rakyat-rakyatnya.
Sang raja tinggal di istana bersama permaisurinya dan seorang putrinya yang cantik jelita. Kecantikan putrinya telah tersebar ke berbagai penjuru negri. Satu persatu para putra mahkota dari berbagai kerajaan mulai berdatangan untuk melamar sang putri. Namun, semuanya di tolak oleh sang putri.
Baginda raja yang kebingungan pun meminta  permaisurinya untuk menanyakan hal tersebut kepada putrinya. Apakah gerangan yang menjadi penyebab hingga sang putri menolak  semua lamaran putra mahkota? Rupanya setelah di desak  oleh  sang ibunda, sambil menangis tersedu-sedu sang putripun mengatakan bahwa dirinya memiliki penyakit, sehingga ia tak bisa menerima seorangpun dari semua putra mahkota yang telah datang padanya. Sang permaisuripun kemudian menenangkan putrinya yang cantik  dan mengatakan bahwa sang putri pasti akan sembuh.
Mendengar putrinya mengalami kejadian seperti itu rajapun membuat sebuah pengumuman yang di sebarkan kemana-mana. Pengumuman tersebut berbunyi “ Barang siapa yang bisa menyembuhkan  putriku, maka akan ku nikahkan dia dengan putriku”. 
Berdatanganlah para tabib dan para pemuda yang berusaha untuk menyembuhkan sang putri. Tapi, tak seorangpun yang berhasil menyembuhkan penyakit sang putri. Akhirnya, dengan berat hati sang rajapun mengambil sebuah keputusan bahwa putrinya akan di asingkan ke sebuah semenanjung, di sebelah utara pulau Bali.
Setelah segala sesuatunya siap, diantarkanlah sang putri oleh baginda raja, permaisuri dan pembantu istana yang telah ditentukan ke tempat pengasingan. Ketika sampai di tengah hutan, baginda rajapun meninggalkan sang putri dengan hanya ditemani seekor anjing. Sesekali waktu akan datang beberapa pembantu istana untuk melihat keadaannya sambil membawakan berbagai keperluan sang Putri.
Hari berganti hari, dengan di temani anjingnya yang setia sang putripun melewati hari-harinya di tempat pengasingan. Hingga suatu hari, ketika rombongan istana datang untuk melihat keadaannya,terkejut lah mereka melihat keadaan sang putri yang tidak seperti biasanya. Melihat keadaan tersebut, pemimpin rombongan menanyakan kejadian yang sebenarnya. Setelah di desak, akhirnya sang putri berterus terang bahwa dia telah disembuhkan oleh anjingnya dan telah melakukan hubungan badan dengan anjing itu, yang menyebabkan perutnya sekarang telah membesar .
Begitu kembali ke istana, kabar itupun langsung di sampaikan oleh pemimpin rombongan ke baginda raja. Mendengar kabar tersebut baginda raja menjadi sangat murka. Baginda raja mensucikan diri dan meminta kepada dewata agar putrinya mendapatkan hukuman. Dengan kehendak dewata, beberapa hari  kemudian turunlah  hujan yang sangat deras disertai angin ribut yang sangat besar. Dalam sekejap  putuslah bagian  semenanjung utara Pulau Bali tempat sang putri di asingkan, lalu hanyut terapung-apung dibawa gelombang ke utara.
***

Alkisah, Datu’ Malim Angin  yang tengah asyik memancing dengan perahu sampannya di kejutkan dengan pemandangan aneh. Dari tempatnya memancing nampak sebuah pulau yang hanyut melintas terbawa arus laut.
Datu’ Malim Angin segera mengayuh sampannya dan mengejar pulau hanyut tersebut. Begitu berhasil mencapai satu bagian pulau tersebut, Datu’ Malim Angin segera naik ke daratan dan mengikatkan tali sauh pada potongan sebatang pohon (pohon mali berduri, red). Setelah mengikatkan tali sauh di potongan pohon tersebut, Datu’ Malim Angin segera menancapkannya ke sebuah gunung dan melemparkan jangkarnya ke laut. Seketika pulau hanyut itu pun berhenti, namun karena baru terikat pada satu tiang pulau it u  terus berputar.
Melihat pulau tersebut masih terus berputar-putar, Datu' Malim Angin pun berlari kea rah berlawanan dari kayu pertama tadi. Di sebuah gunung kemudian Datu’ Malim Angin berhenti dan mematahkan sebuah pohon baru’ (pohon waru, red), lalu menancapkannya pada puncak  gunung dimana ia tadi berhenti. Satelah itu barulah pulau hanyut tersebut berhenti berputar.
Secara turun-temurun cerita pulau Bali yang Terpotong ini berkembang secara lisan di kalangan masyarakat. Lama kelamaan penyebutannya berubah menjadi Belitong.
Konon, gunung tempat pertama Datu’ Malim Angin menambatkan tali sauhnya dikenal dengan Gunung Baginde, terletak di Kampung Padang Kandis,Membalong. Gunung ini, oleh mereka yang percaya dikenal sebagai pancang selatan Pulau Belitung. Dan menurut mereka yang percaya sampai sekarang Datu’ Malim Angin masih ‘mendiami’ gunung tersebut, sedangkan gunung kedua adalah Gunung  Burung Mandi.

Sumber: Seri Pelestarian Budaya Belitung  “Cerite Kampong dari Kampoeng Halaman”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar